BALUWARTI

Abisal yang sunyi, arus yang tak bergemuruh. Sang demersal yang melesat, mengejar bayang. Karang diam, tapi tak henti bertumbuh. Ada riak yang membangkang. Gurita menari di sudut kelam. Lengan panjang yang tak bernalar. Di atas, epipelagis mendendam. Katanya, hanya bayang-bayang yang tersentuh sinar. Hiu melintas. Bergegas awas. Tak ada yang sadar—terasa samar. HAI LAUT YANG […]
SIAPA YANG AKAN BERDUKA UNTUKKU

Macam burung yang mati lepas nyawa bersitegang Mayatnya dikubur dengan hati-hati dan disayang Mungkin begitulah aku dicinta Ketika dariku hidup tak lagi meminta Ketika orang-orang menangis padaku untuk pertama kali bukan Karena mereka marah atau kecewa, bukan Oh, betapa mudanya, betapa sayangnya Seperti kamu yang memboyong asmara kita kabur Disimpannya olehmu rapat-rapat di liang […]
SEPOTONG WAJAH DI MEJA MAKAN

Pada malam berbau ngengat Kusajikan semangkuk gurau hangat Agar jiwamu Tak perlu lagi meramu Ketenangan yang semu Kuhidangkan pula sepiring penuh peluk Sampai ragamu mengantuk Dan tak lagi merasa suntuk Tak lupa kusisihkan Segelas bincang panjang Barangkali bibirmu Lelah diam Memeram geram Duhai diri, Kusisakan untukmu Sepotong wajah penuh maaf Yang bisa […]
AL QUR’AN TEMAN SEJATI

Dikala sedih menguncang Al-Qur’an bagaikan tempat pulang ternyaman Seperti seorang ibu yang akan selalu menunggumu pulang Dikala beribu-ribu uji menerpa Kulantunkan ayat demi ayat Berharap dapat menenangkan hati Sebuah hadis pernah berkata “Bacalah Al-Qur’an walau hanya satu ayat” Namun, jika kita meresapi bait perbait Al-Qur’an Meresapi setiap makna dan arti yang terkandung didalamnya […]
RUANG TEMU

Berkaca pada sendu yang telah berlalu Tersisakah nirwana itu? Bulir merangkai. Ruam menjalar. Pada diri yang mengucap luka Terpatri pada batin Usik mengusik, menjejali mimpi Mengetuk kembali Mengucap lirih. “Mari bersua” Tak ada waktu yang tepat, bagi sembab bertamu pada tawa Puspas! sendyakala tak elok Merasuk tak beri ampun Tertunduk menghujam doa […]
ANALA ANILA

Mengapa cepat meledak Lawanmu dibuat jejal Sudah matikah nuraga itu Lakumu merisak, muak Temaram ucapmu Insan anggara Aksi yang arkais Setiap keliru mengemis aksama Haus astu? Rasanya tak perlu Cermin benawat Belungsangmu alhasil torehkan bilur sanubari Mahalkah buhul senyum itu Menyambung kata pun gamang Hai, insan…! Pautkan jeremba akan kama Ambu mu takkan hirap Tebarlah […]
MENYEMAI DAMAI

Seseorang pernah berkata, “Kau tau apa yang membuatku tertawa?” Katanya, “Karena aku berdamai”. Tertawa adalah bentuk menyemai damai, anggaplah semua baik-baik saja meski batin bertikai, seolah hati turut bahagia meski duka sedang terurai. Biarlah lara terjuntai-juntai, tetapkanlah harap menguntai pada-Nya yang tidak akan pernah abai. Siti Mulyani Sukabumi, 19 September 2021