Abisal yang sunyi, arus yang tak bergemuruh. Sang demersal yang melesat, mengejar bayang. Karang diam, tapi tak henti bertumbuh.
Ada riak yang membangkang. Gurita menari di sudut kelam. Lengan panjang yang tak bernalar. Di atas, epipelagis mendendam. Katanya, hanya bayang-bayang yang tersentuh sinar.Â
Hiu melintas. Bergegas awas. Tak ada yang sadar—terasa samar. HAI LAUT YANG MAHALUAS, siapa yang tertelan, siapa yang menghilang terbawa layar?
Oleh : Tahanni Theba